Minggu, 24 Mei 2015

asuhan keperawatan pada diare



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Diare akut adalah buang air besar (defikasi ) dengan tinja bentuk cair atau setengah cair (setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai frekuensi,yaitu buang air besar encer lebih dari 3 5 kali perhari.  Buang air besar tersebut dapat /tanpa disertai lender dan darah.
Diare dapat di klafisikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009).
1.   Lama waktu diare :
-       Akut  : berlangsung kurang dari 2 minggu
-       Kronis : berlangsung lebih dari 2 minggu
2.   Mekanisme patofisiologis : osmotic atau sekretorik dll
3.   Perat ringan diare : kecil atau besar
4.   Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
5.   Penyebab orgenik atau tidak : orgenik atau fungsional
Kebutuhan rehidrasi oral (COR) menurat usia untuk 4 jam pertama pada anak (Djuanda Adhi).
Kebutuhan cairan rehidrasi oral selama 4 jam pertama menurut usia
USIA
S/D 4 bulan
6-<12 kg
12 bulan s/d 2 thn
2-5 tahun
BB
<6 kg
6-<12 kg
10-<12 kg
12-19 kg
Jumlah cairan rehidrasi oral
200-400 ml
400-700 ml
700-900 ml
900-1400

2.2.Etiologi
1.      Diare akut
Virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica;
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E coli, V cholera,
C difficile)dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella sp,
Yarsinia), iskemia intestinal, Inflammatory Bowel Desease (acute an choronic), colitis radiasi.
2.      Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 katagori pathogenesis terjadinya :
-            Diare osmotic
-            Diare sekretorik
-            Diare karena gangguan motilitas
-            Diare inflamatorik
-            Malabsorbsi
-            Infeksi kronik
2.3.Patofisiologi
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi airserta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.Diare osmotic terjadi bila air terdolong ke dalam usus oleh tekanan osmotic  dari partikel yang tidak dapat di absorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat .diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja paristaltis dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan obsorpsi dalam usus.
2.4.Manifestasi Klinis
1)      Diare akut
a)      Akan hilang dari waktu 72 jam dari onset
b)      Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, nyeri perut
c)      Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi  pada perut
d)     Demam
2)      Diare kronik
a)      Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
b)      Penurunan BB dan nafsu makan
c)      Demam indikasi terjadi infeksi
d)     Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah (Yuliana elin, 2009).

Diagnose
Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut
·         Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
·         Tidak menggandung darah
Kolera
·         Diare air cucian beras yang sering kadang banyak dan cepat menimbulkan  dehidrasi berat,
·         Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera, atau
·         Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholera 01 atau 0139
Disentri
·         Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten
·         Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk
·         Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika (antibiotic associated diarrhea)
·         Mendapat terapi antibiotic oral spectrum luas
Invaginasi
·         Dominan darah dan lender dalam tinja
·         Massa intra abdominal (abdominal mass)
·         Tangisan deras dan kepucatan pada bayi.
Bentuk klinis Diare :

Klasifikasi tinggkat dehidrasi anak dengan diare :
Klasifikasi
Tanda-tanda atau gejala
Pengobatan
Dehidrasi Berat
Terdapat 2 atau lebih tanda:
·         Letargis/tidak sadar
·         Mata cekung
·         Tidak bias minum/ malas minum
·         Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥2 detik)
·         Beri cairan untuk diare dengan dehidrasi berat
Dehidrasi ringgan / sedang
Terdapat 2 atau lebih tanda :
·         Rewel, gelisah
·         Mata cekung
·         Minum dengan lahap, haus
·         Cubitan kulit kembali dengan lambat
·         Beri anak cairan dengan makanan untuk dehidrasi ringan
·         Setelah rehidrasi , nasehati ibu untuk penanganan di rumah dan kapan segera kembali
Tanpa dehidrasi
Tidak terdapat cukup tanda untuk diklafisikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat
·         Beri cairan dan makanan untuk menangani diare dirimah
·         Nasehati ibu kanapan kembali segera
·         Kunjungi ulang dalam waktu 5 hari jika tidak membaik.

2.5. Komplikasi
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan akibat hilangya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Haluaran urine kurang dari 30 ml/jam selama 2-3 jam berturut-turut, kelemahan otot, dan parestesia. Hipotensi, anoreksia, dan mengantuk dengan kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L (SI: 3mmol/ L)harus dilaporkan. Penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung ( takikardi atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel, dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkan kemetian.
2.6.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2.      Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama natrium, kalium, kalsium dan phospor serum pada diare yang disertai kejang).
3.     Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik


2.7.Woc
Infeksi
Hipersekresi air dan elektrolit
hiperperistaltik
Makanan
Berkembang di usus
Isi usus
Toksil tidak dapat diserap
Penyerapan makanan di usus menurun
Psikologi



Pergeseran air dan elektrolit ke usus



Tekanan osmotic meningkat



Malabsorpsi  KH, lemak protein



Ansietas



Diare



Gangguan pertukaran gas
Asidosis metabolik
sesak
Gangguan integritas kulit perianal
Disterisi abdomen
Mual muntah
BB menurun
Nafsu makan menurun
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Hilang cairan & elektrolit berlebihan
Frekuensi BAB meningkat
dehidrasi
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Kekurangan volume cairan
Resiko syok (hipovalemi)

 

2.8.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis utama diarahkan dada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat –obatan tertentu (mis., prednison) dapat mengurangi beratnya diare dan pentakit.
Untuk diare ringan, cairan cairan oral dengan segera ditingkatkan dengan glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk dehidrasi pasien.Untuk diare sedang untuk sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti difenoksilat (limotil) dan liperomid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas.Preparat antimikrobil diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila diare sangat berat.

2.9. Intervensi Terbaru
1.         Kelebihan
Suplemen zinc adalah intervensi baru yang penting untuk mengobati episode diare pada anak-anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemberian zinc bersama dengan osmolaritas rendah lisan solusi rehidrasi / garam baru (oralit), dapat mengurangi durasi dan tingkat keparahan episode diare sampai tiga bulan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan harian 20 mg suplemen zinc untuk 10-14 hari untuk anak-anak dengan diare akut, dan 10 mg per hari untuk bayi di bawah usia enam bulan, untuk mengurangi tingkat keparahan episode dan mencegah kejadian lebih lanjut yang -dua berikutnya sampai tiga bulan, sehingga mengurangi morbiditas jauh. (WHO, 2011).
2.         Kelemahan
Sampai saat ini belum ada laporan efek samping yang parah dari segala bentuk suplemen zinc yang digunakan dalam pengobatan diare. Dosis zinc 40 mg telah disetujui sebagai aman untuk digunakan oleh Food and Drug Administration (FDA), dan dosis seng lebih dari ini dapat menimbulkan risiko tertentu. Terlalu banyak zinc mungkin akan mengganggu metabolisme dan penyerapan mineral penting lainnya dalam tubuh, terutama zat besi, magnesium, dan tembaga, mengurangi fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi tingkat HDL. Oral suplemen seng sulfat juga dapat menyebabkan efek samping seperti sakit perut, mulas, dan mual. Efek samping yang jarang termasuk demam, sakit tenggorokan, sariawan, kelemahan, dan kelelahan. Ujian telah melibatkan lebih dari 8.500 anak-anak yang berpartisipasi dalam uji coba kemanjuran baik di plasebo dan studi zinc lengan, dengan hampir 12.000 anak-tahun pengamatan, dari satu percobaan efektivitas besar. Tidak ada perbedaan efek samping berdasarkan garam seng yang berbeda (sulfat, asetat, dan glukonat) dicatat dalam persidangan suplemen. Satu percobaan melaporkan muntah lebih tinggi di seng dibandingkan kelompok kontrol, ketika seng diberikan dengan beberapa mikronutrien, tetapi tidak ketika diberikan sendiri. Status tembaga telah dievaluasi dalam empat percobaan. Tiga dari ini belum menemukan perbedaan dalam status tembaga serum setelah suplementasi. Namun, satu percobaan menemukan tren yang signifikan dari tingkat tembaga menurun ketika membandingkan anak-seng dilengkapi dengan non-seng anak ditambah. Namun, anak-anak ini mengalami kekurangan gizi dengan diare persisten pada awal. Secara keseluruhan, tidak ada bukti substansial suplementasi zinc jangka pendek untuk pengobatan diare dapat mempengaruhi status tembaga.(WHO, 2011)






















BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK

3.1.Pengkajian
1.      Identitas / biodata klien 
2.      Pengkajian keperawatan
1)      Dapatkan riayat penyakit termasuk hal-hal sebagai berikut :
a.       Kemungkinan memakan makanan atau air terkontaminasi
b.      Kemungkinan infeksi ditempat lain (misalnya pernafasan, infeksi saluran kemih).
2)      Lakukan pengkajian fisik rutin.
3)      Obserfasi adanya manifestasi gastroenteritis
4)      Kaji status dehidrasi
5)      Catat keuaran rektal yang meliputi jumlah, volume, dan karateristik.
6)      Obserfasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti tenesmus, kram, dan muntah.
7)      Bantu dengan prosedur diagnistik, misalnya tampung spesimen sesuai kebutuhan: feses untuk PH, berat janis, frekuensi;urine untuk PH, berat jenis, frekuensi; HDL, elektrolit serum, kreatinin, dan BUN.
8)      Identifikasi sumbar infeksi misalnya periksa anggota rumah yang lain dan rujuk pada pengobatan bila diindikasikan.

3.2.Diagnose keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnose keperawatan utama dapat mencakup yang berikut :
1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi / BAB sering.
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.
4.      Resiko syok (hipovolemi).
5.      Gangguan pertukaran gas.
6.      Ansietas berhubungan dengan perbahan status kesehatan.
3.3.Intervensi keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1.
Kekurangan volume cairan
Definisi : penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan /atau  intravaskuler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan pada natrium.
Batasan Karakteristik :
·         Perubahan status mental
·         Penurunan tekanan darah
·         Penurunan tekanan nadi
·         Penurunan volume nadi
·         Penurunan turgor kulit
·         Penurunan turgor lidah
·         Penurunan haluaran urine
·         Penurunan pengisisan vena
·         Membrane mukosa kering
·         Kulit kering
·         Peningkatan hematokrin
·         Peningkatan suhu tubuh
·         Peningkatan frekuwensi nadi
·         Peningkatan ,konsentrasi urine
·         Penurunan berat badan
·         Tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga )
·         Haus
·         Kelemahan
Faktor yang berhubungan :
·         Kehilangan cairan aktif
kegagalan mekanisme regulasi
NOC
v  Fluid balance
v  Hydration
v  Nutritional status : food and fluid Intake
Kriteria Hasil :
v  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ Urine Normal, HT Normal.
v  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
v  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
NIC
Fluid Management :
ü  Timbang popok/ pembalut jika diperlukan
ü  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
ü  Monitor status hidrasi ( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
ü  Monitor vital sign
ü  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
ü  Kolaborasikan pemberian cairan IV
ü  Monitor status nutrisi
ü  Berikan cairan IV pada suhu ruangan
ü  Dorong masukan oral
ü  Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
ü  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
ü  Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
ü  Kolaborasi dokter
ü  Atur kemungkinan transfuse
ü  Persiapan untuk transfuse Hpovolemia Management
ü  Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
ü  Pelihara IV line
ü  Monitor tingkat Hb dan hematocrit
ü  Monitor tanda vital
ü  Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
ü  Monitor berat badan
ü  Dorong pasien untuk menambah intake oral
ü  Pemberian cairan IV Monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
ü  Monitor adanya tanda gagal ginjal
2.
Kerusakan integritas kulit.
Defenisi : perubahan atau gangguan epidermisi dan /atau dermisi
Batasan karateristik :
·         Kerusakan lapisan kulit (dermisi)
·         Gangguan permukaan kulit (epidermisi)
·         Invasi sruktur tubuh
Faktor yang berhubungan :
·         Eksternal :
-          Zat kimia atau radiasi
-          Usia yang ekstrim
-          Kelembapan
-          Hipertermia, Hipotermia
-          Faktor mekanis (mis.. gaya gunting)[shearing forces].
-          Medikasi
-          Lembab
-          Imobilitasi fisik.
·         Internal
-         Perubahan status cairan.
-         Perubahan pigmentasi.
-         Perubahan turgor.
-         Faktor perkembangan.
-         Kondisi tidak simbang nutrisi (mis., obesitas, emasiasi.)
-         Perubahan imunologi
-         Penurunan sirkulasi
-         Kondisi gangguan metabolik.
-         Gangguan sensasi.
Tonjolan tulang.

NOC
v  Tissue integrity : skin and Mucous Membranes.
v  Hemodyalis akses
Kriteria hasil :
v  Integritas kuliat yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, tenperature, hidrasi, pigmentasi).
v  Tidak ada luka/lesi pada kuit.
v  Perfusi jaringan baik.
v  Menunjukan pemahaman daam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang.
v  Mampu melindungi kulit dengan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami.
NIC
Pressure menagement
-          Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar.
-          Hindari kerutan pada tempat tidur.
-          Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
-          Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
-          Monitor kulit akan adanya kemerahan.
-          Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
-          Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
-          Monitor status nutrisi pasien.
-          Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
Inssision site care
-          Membersihkan, membantu dan meningkatkan proses penyembuhan pada lukayang ditutup dengan jahitan, klip atau straples.
-          Monitor proses kesembuhan area insisi.
-          Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi.
-          Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril.
-          Gunakan prepart antiseptic, sesuai program.
-          Ganti bulatan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka terbuka (tidak dibalut) sesuai program.
Dialysis Acces Maintenance.
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Deenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karateristik :
·         Kram abdomen.
·         Nyeri abdomen
·         Menghindari makanan
·         Berat 20% atau lebih dibawah berat badan ideal.
·         Kerapuhan kapiler.
·         Diare
·         Kehilangan rangbut berlebihan.
·         Bising usus hiperaktif.
·         Kurang makan
·         Kurang informasi
·         Kurang minat pada makanan
·         Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat.
·         Kesalahan konsepsi.
·         Kesalahan informasi
·         Membran mukosa pucat
·         Ketidakmampuan memakan makanan
·         Tonus otot menurun.
·         Mengeluh gangguan sensasi rasa
·         Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA ( recommended dailyalowence).
·         Cepat kenyang setelah makan
·         Sariawan rongga mulut
·         Steatorea
·         Kemahan otot pengunya
·         Kelemahan otot untuk menelan .
Faktor – faktor yang berhubungan :
·         Faktor biologis
·         Faktor ekonomi
·         Tidak mampu untuk mengabsopsi nitrium.
·         Tidak mampuan untuk mencerna makanan.
·         Tidak mampu menelan makanan.
·         Faktor psikologis.
NOC
v  Nutritioal status :
v  Nutrional status ; food and fluid intake.
v  Nutritional status : nutrient intake
v  Weight control.
Kriteria hasil :
v  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
v  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan .
v  Mampu mengidentifikasikebutuhan nutrisi.
v  Tidak ada tanda- tanda mulnitrisi.
v  Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.
v  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
NIC
Nutrition menagement .
-          Kaji adanya alergi makanan.
-          Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan pasien.
-          Anjurkan pasien untuk meningkatkan intek Fe
-          Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
-          Berikan subtansi gula.
-          Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
-          Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).
-          Anjurkan pasien bagaimana membuat catatan harian .
-          Monitor jumlah nutri dan kandungan kalori.
-          Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
-          Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrition monitoring.
-          BAB pasien dalam batas normal.
-          Monitor adanya penurunan berat badan.
-          Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.
-           Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan.
-          Monitor lingkungan selama makan
-          Jadwalkan pengobatan dan tindakan tak selam jam makan.
-          Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
-          Monitor tugor kulit.
-          Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah.
-          Monitor mual dan muntah.
-          Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
-          Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-          Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan konjungtiva
-          Monitor kalori dan intake nutrisi.
-          Catat adanya edema , hiperemik, hipotonik, papila lidah dan cavitas oral.
-          Catat bila lidah berwarna magenta,scarlet.
4.
Resiko syok
Definisi : beresiko terhadap ketidakcukupan aliran darah kejaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan difungsi seluler yang mengancam jiwa.
Faktor resiko :
·         Hipotensi
·         Hipovelemi
·         Hipoksemia
·         Hipoksia
·         Infeksi
·         Sepsis
·         Sindrom respons inflamasi sistemik.
NOC
v  Syok prevention
v  Syok menagemant
Kriteria hasil :
v  Nadi dalam batas yang diharapkan
v  Irama jantung dalam batas yang diharpkan
v  Frekuensu nafas dalam batas yang diharapkan
v  Irama pernafasan dalam batas yang diharapkan
v  Natrium serum dbn
v  Kalium serum dbn
v  Klorida serum dbn
v  Kalsium serum dbn
v  Magnesium serum dbn
v  PH darah serum dbn
Hidrasi
v  Indikator :
v  Mata cekung tidak ditemukan
v  Demam tidak ditemukan
v  TD dbn
v  Hematokrit dbn.

NIC
Syok prevention
-          Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan rytem,nadi perifer dan kapiler refill.
-          Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
-          Monitor suhu dan pernafasan.
-          Monitor input dan output.
-          Pantau nilai labor : HB, HT, AGD, dan elektrolit.
-          Monitor hemodinamik invasi yang sesuai.
-          Monitor tanda dan gejala asites.
-          Monitor tanda awal syok.
-          Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk penungkatan preload dengan tepat.
-          Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
-          Berikan cairan IV atau oral yang tepat.
-          Berikan vasodilator yang tepat
-          Ajatkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangya syok
-          Ajarkan keluarga dana pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok.
Syok menagement.
-          Monitor fungsi neurologis
-          Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr level).
-          Monitor tekanan nadi
-          Monitor stetus cairan, input output.
-          Catat gas darah arteri dan oksigen di jaringan .
-          Monitor EKG, sesuai.
-          Memanfaatkan pemantauan jalaur arteri untuk meningkatkan akurasi pembaca tekanan darah , sesuai.
-          Menggambar gas darah arteri dan monitor jaringan oksegenasi.
-          Memantau tren dalam parameter.hemodinamik (misalnya ,CVP, MAP tekanan kapiller pulmonal/arteri)
-          Memantau faktor penentu pengiriman jaringan oksigen (misalnya PaO2 kadar hemoglobin SaO2,CO) jika tersedia
-          Memantau tingkat karbon dioksida sublingual dan / atau temometry lambung , sesuai.
-          Monitor gejala-gejala pernafasan (misalnya , rendah PaO2 pengankatan PaO2 tingkat, kelelahan otot pernafasan)
-          Monitor nilai laboraturium (misalnya , CBC dengan diferensial) koagulasi profil,ABC, tingkat laktat , buadaya, dan profil kimia.
-          Masukan dan memelihara besarnya kebosanan akses IV
5.
Gangguan pertukaran gas :
Definisi: kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan/ atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar kapiler.
Batasan karakteristik :
·         pH darah arteri abnormal
·         pH arteri abnormal
·         pernapasan abnormal(mis.,kecepatan ,irama,kedalaman
·         warna kulit abnormal ( mis.,pucat,kehitaman
·         konfusi
·         sianosis (pada neomatus saja)
·         penurunan karbon dioksida
·         diaphoresis
·         dispnea
·         sakit kepala saat bangun
·         hiperkapnia
·         hipoksemia
·         hipoksia
·         iritabilitas
·         napas cubing hidung
·         gelisah
·         samnolen
·         takikardi
·         gangguan penglihatan
Faktor - faktor yang berhubungan :
·         perubahan membrane alveolar-kapiler
ventilasi-perfusi
NOC
v  respiratory status : gas exchange
v  respiratory status : ventilation
v  vital sign status
kriteria hasil :
v  mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v  memelihara kebersihan paru parudan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v  mendemonstrasikan bentuk efektif dan suara nafas yang bersih , tidak ada sianosis dan dyspnea(mampu mengeluarkan spatum,mampu bernafas dengan mudah,tidak ada pursed lipd)
tanda tanda vital dalam rentang no
NIC
Airway management
·         buka jalan nafas,gunakan teknik chinlift atau jaw thrust bila perlu
·         posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·         pasang mayo bila perlu
·         lakukan fisioterapi dada jika perlu
·         keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·         auskultrasi suara nafas,catat adanya suara tambahan
·         lakukan suction pada mayo
·         berikan bronkadilator bila perlu
·         berikan pelembab udara
·         atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·         Monitor respirasi dan status O2
Respiratory monitoring
·         Monitor rata-rata, kedalaman,irama dan usaha respirasi
·         Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan ,penggunaan otot tambahan,retraksi otot supraclavicular dan intercostal
·         Monitor suara nafas, seperti dengkur
·         Monitor pola nafas: brdipena,takipenia,kussmaul,hiperventilasi,cheyne stokes,biot
·         Catat lokasi trakea
·         Monitor kelelahan otot diagfragma(gerakan paradoksis)
·         Auskultasi suara nafas,catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
·         Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas nafas utama
·         Auskultasi suara paru setelah tidakan untuk menegtahui hasilnya
NIC
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
·         Gunakan pendekatan yang menenangkan
·         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·         Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress
·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·         Dorong keluarga untuk menemani anak
·         Lakukan back/neck rub

6.
Ansietas
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kehawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya, hal ini merupakan isarat kewaspadaan akan adanya bahaya untuk bertindak menghadapi ancaman.
Batasan Karakteristi
·         Perilaku :
-          Penurunan produktivitas
-          Gerakan yang irelevan
-          Gelisah
-          Melihat sepintas
-          Insomnia
-          Kontak mata yang buruk
-          Mengspresikan kekawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup
-          Agitasi
-          Mengintai
-          Tampak waspada
·         Affektif
-          Gelisah, distress
-          Kesedihan yang mendalam
-          Ketakutan
-          Perasaan tidak edekuat
-          Berfokus pada diri sendiri
-          Peningkatan kewaspadaan
-          Iritabilitas
-          Guguk senang berlebihan
-          Rasa nyeri yang meningkatkan ketidak berdayaan
-          Meningkatkan rasa ketidak berdayaan yang persisten
-          Bingun, menyesal
-          Ragu/tidak percaya diri
-          Kawatir
·         Fisiologis
-          Wajah tegang, tremor tangan
-          Peningkatan keringat
-          Peningkatan ketegangan
-          Gemetar, tremor
-          Suara bergetar
·         Simpatik :
-          Anoreksia
-          Eksitasi kardiofaskuler
-          Diare, mulut kering
-          Wajah merah
-          Jantung berdebar-debar
-          Peningkatan tekanan darah
-          Peningkatan denyut nadi
-          Peningkatan reflek
-          Peningkatan Frekuensi pernapasan, pupil melebar
-          Kesulitan bernapas
-          Vasokontriksi superfisiel
-          Lemah, kedutan pada otot
·         Parasimpatik
-          Nyeri abdomen
-          Penurunan tekanan darah
-          Penurunan denyut nadi
-          Diare,mual,vertigo
-          Letih,gangguan tidur
-          Kesemutan pada extremitas
-          Sering berkemih
-          Anyang-anyangan
-          Dorongan segera berkemih
·         Kognitif
-          Menyadari gejala fisiologis
-          Bloking fikiran,konfuksi
-          Penurunan lapang persepsi
-          Kesulitan berkosentrasi
-          Penurunan kemampuan untuk belajar
-          Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
-          Ketakutan terhadap konsekwensi yg tidak spesifik
-          Lupa, gangguan perhatian
-          Kwatir , melawan
-          Cendrung,menyalahkan orang lain
Faktor Yang Berhubunagn :
·         Perubahan dalam (status ekonomi,lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi peran,status peran)
·         Pemajanan toksin
·         Terkait keluarga
·         Herediter
·         Infeksi/kontaminan interpersonal
·         Penularan penyakit interpersonal
·         Krisis maturasi,krisis situasional
·         Stress,ancaman kematian
·         Penyalahgunaan zat
·         Ancaman pada (status ekonomi,lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi peran,status peran,konsep diri)
·         Konflik tidak disadari mengenai tujuan penting hidup
·         Konflik tidak di sadari mengenai nilai yang ensensia/penting
·         Kebutuhan yang tidak dipenuhi


NOC
v  Anxiety self-control
v  Anxiety level
v  Coping
Kriteria Hasil :
v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v Mengidentifikasi, mengungkapkan menunjukan tekhnik untuk mengontrol cemas
v Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan.
NIC
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
-         Gatanunakan pendekatan yang menenangkan
-         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
-         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
-         Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress
-         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
-         Dorong keluarga untuk menemani anak
-         Lakukan back/neck rub
-         Dengarkan dengan penuh perhatian
-         Identifikasi tingakat kecemasan
-         Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
-         Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,persepsi.
-         Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
-         Berikan obat untuk mengurangi kecemasan







3.3 Implementasi
Penatalaksanaa sesuai dengan ITP dengan Intervensi yang sudah ditetapkan ( sesuai dengan literature).
3.3  Evaluasi
Penilaian sesuai dengan kriteria standart yang telah ditetapkan dengan perencanaan.






BAB 4
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Diare akut adalah buang air besar (defikasi ) dengan tinja bentuk cair atau setengah cair (setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai frekuensi,yaitu buang air besar encer lebih dari 3 5 kali perhari.  Buang air besar tersebut dapat /tanpa disertai lender dan darah.
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi airserta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.Diare osmotic terjadi bila air terdolong ke dalam usus oleh tekanan osmotic  dari partikel yang tidak dapat di absorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat .diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja paristaltis dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan obsorpsi dalam usus.
4.2  Saran
1.      Seorang perawat hendaknya memberikan suatu health education kepada masyarakat agar Diare dapat terminimalisir.
2.      Masyarakat hendaknya berperilaku hidup sehat sehingga memungkinkan  penyakit-penyakit khususnya diare bisa dihindari dan masyarakat dihimbau untuk mengerti terhadap bahaya penyakit khususnya penyakit Diare.

Bottom of Form








DAFTAR PUSTAKA

Huda A.N, Kusuma H. AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasakanDiagnosaMedisanNANDA.MediActionPublishing.EdisiRevisiJilid 2.Jakarta.2013.
Smaltzer c,Bare G.keperawatan medikal bedah.EGC Ed.8 . jakarta.
WHO, 2011, Role Of Zinc In Pediatric Diarrhea, Indoen Journal Of Pharmacology, 43(3), 232-235.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar