BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien diare.
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.
Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Diare
akut adalah buang air besar (defikasi ) dengan tinja bentuk cair atau setengah
cair (setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai frekuensi,yaitu
buang air besar encer lebih dari 3 5 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat /tanpa
disertai lender dan darah.
Diare dapat di klafisikasikan
berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009).
1. Lama
waktu diare :
-
Akut : berlangsung
kurang dari 2 minggu
-
Kronis
: berlangsung lebih dari 2 minggu
2. Mekanisme
patofisiologis : osmotic atau sekretorik dll
3. Perat
ringan diare : kecil atau besar
4. Penyebab
infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
5. Penyebab
orgenik atau tidak : orgenik atau fungsional
Kebutuhan
rehidrasi oral (COR) menurat usia untuk 4 jam pertama pada anak (Djuanda Adhi).
Kebutuhan cairan
rehidrasi oral selama 4 jam pertama menurut usia
|
||||
USIA
|
S/D 4 bulan
|
6-<12 kg
|
12 bulan s/d 2 thn
|
2-5 tahun
|
BB
|
<6 kg
|
6-<12 kg
|
10-<12 kg
|
12-19 kg
|
Jumlah cairan
rehidrasi oral
|
200-400 ml
|
400-700 ml
|
700-900 ml
|
900-1400
|
2.2.Etiologi
1. Diare
akut
Virus,
protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica;
Bakteri
: yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E coli, V cholera,
C
difficile)dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella sp,
Yarsinia),
iskemia intestinal, Inflammatory Bowel Desease (acute an choronic), colitis radiasi.
2. Diare
kronik
Umumnya
diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 katagori pathogenesis terjadinya :
-
Diare osmotic
-
Diare sekretorik
-
Diare karena gangguan
motilitas
-
Diare inflamatorik
-
Malabsorbsi
-
Infeksi kronik
2.3.Patofisiologi
Diare sekresi
biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi airserta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.Diare
osmotic terjadi bila air terdolong ke dalam usus oleh tekanan
osmotic dari partikel yang tidak dapat
di absorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat .diare campuran disebabkan
oleh peningkatan kerja paristaltis dari usus (biasanya karena penyakit usus
inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan obsorpsi dalam
usus.
2.4.Manifestasi Klinis
1) Diare
akut
a) Akan
hilang dari waktu 72 jam dari onset
b) Onset
yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut
c) Nyeri
pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
d) Demam
2) Diare
kronik
a) Serangan
lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
b) Penurunan
BB dan nafsu makan
c) Demam
indikasi terjadi infeksi
d) Dehidrasi
tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah (Yuliana elin, 2009).
Diagnose
|
Didasarkan
pada keadaan
|
Diare
cair akut
|
·
Diare lebih dari 3
kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
·
Tidak menggandung
darah
|
Kolera
|
·
Diare air cucian
beras yang sering kadang banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi berat,
·
Diare dengan
dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera, atau
·
Diare dengan hasil
kultur tinja positif untuk V. cholera 01 atau 0139
|
Disentri
|
·
Diare berdarah
(terlihat atau dilaporkan)
|
Diare
persisten
|
·
Diare berlangsung
selama 14 hari atau lebih
|
Diare
dengan gizi buruk
|
·
Diare apapun yang
disertai gizi buruk
|
Diare
terkait antibiotika (antibiotic associated diarrhea)
|
·
Mendapat terapi
antibiotic oral spectrum luas
|
Invaginasi
|
·
Dominan darah dan
lender dalam tinja
·
Massa intra abdominal
(abdominal mass)
·
Tangisan deras dan
kepucatan pada bayi.
|
Bentuk
klinis Diare :
Klasifikasi tinggkat dehidrasi anak dengan diare :
Klasifikasi
|
Tanda-tanda atau
gejala
|
Pengobatan
|
Dehidrasi Berat
|
Terdapat 2 atau lebih
tanda:
·
Letargis/tidak sadar
·
Mata cekung
·
Tidak bias minum/
malas minum
·
Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat (≥2 detik)
|
·
Beri cairan untuk
diare dengan dehidrasi berat
|
Dehidrasi ringgan /
sedang
|
Terdapat 2 atau lebih
tanda :
·
Rewel, gelisah
·
Mata cekung
·
Minum dengan lahap,
haus
·
Cubitan kulit kembali
dengan lambat
|
·
Beri anak cairan
dengan makanan untuk dehidrasi ringan
·
Setelah rehidrasi ,
nasehati ibu untuk penanganan di rumah dan kapan segera kembali
|
Tanpa dehidrasi
|
Tidak terdapat cukup
tanda untuk diklafisikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat
|
·
Beri cairan dan
makanan untuk menangani diare dirimah
·
Nasehati ibu kanapan
kembali segera
·
Kunjungi ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak membaik.
|
2.5. Komplikasi
Komplikasi
diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan
akibat hilangya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan
kalium). Haluaran urine kurang dari 30 ml/jam selama 2-3 jam berturut-turut,
kelemahan otot, dan parestesia. Hipotensi, anoreksia, dan mengantuk dengan
kadar kalium dibawah 3,0 mEq/L (SI: 3mmol/ L)harus dilaporkan. Penurunan kadar
kalium menyebabkan disritmia jantung ( takikardi atrium dan ventrikel,
fibrilasi ventrikel, dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkan
kemetian.
2.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan
tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada
intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten).
2. Pemeriksaan darah:
darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama natrium,
kalium, kalsium dan phospor serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. Duodenal
intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik
2.7.Woc
Infeksi
|
Hipersekresi air dan elektrolit
|
hiperperistaltik
|
Makanan
|
Berkembang di usus
|
Isi usus
|
Toksil tidak dapat diserap
|
Penyerapan makanan di usus menurun
|
Psikologi
|
Pergeseran air dan elektrolit ke usus
|
Tekanan osmotic meningkat
|
Malabsorpsi KH, lemak
protein
|
Ansietas
|
Diare
|
Gangguan pertukaran gas
|
Asidosis metabolik
|
sesak
|
Gangguan integritas
kulit perianal
|
Disterisi abdomen
|
Mual muntah
|
BB menurun
|
Nafsu makan menurun
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Hilang cairan & elektrolit berlebihan
|
Frekuensi BAB meningkat
|
dehidrasi
|
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
|
Kekurangan volume
cairan
|
Resiko syok
(hipovalemi)
|
2.8.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
medis utama diarahkan dada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat
–obatan tertentu (mis., prednison) dapat mengurangi beratnya diare dan
pentakit.
Untuk diare
ringan, cairan cairan oral dengan segera ditingkatkan dengan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk dehidrasi pasien.Untuk diare sedang
untuk sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti difenoksilat
(limotil) dan liperomid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.Preparat antimikrobil diberikan bila preparat infeksius telah
teridentifikasi atau bila diare sangat berat.
2.9. Intervensi Terbaru
1.
Kelebihan
Suplemen zinc
adalah intervensi baru yang penting untuk mengobati episode diare pada
anak-anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemberian zinc bersama dengan
osmolaritas rendah lisan solusi rehidrasi / garam baru (oralit), dapat
mengurangi durasi dan tingkat keparahan episode diare sampai tiga bulan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan harian 20 mg
suplemen zinc untuk 10-14 hari untuk anak-anak dengan diare akut, dan 10 mg per
hari untuk bayi di bawah usia enam bulan, untuk mengurangi tingkat keparahan
episode dan mencegah kejadian lebih lanjut yang -dua berikutnya sampai tiga
bulan, sehingga mengurangi morbiditas jauh. (WHO,
2011).
2.
Kelemahan
Sampai
saat ini belum ada laporan efek samping yang parah dari segala bentuk suplemen
zinc yang digunakan dalam pengobatan diare. Dosis zinc 40 mg telah disetujui
sebagai aman untuk digunakan oleh Food and Drug Administration (FDA), dan dosis
seng lebih dari ini dapat menimbulkan risiko tertentu. Terlalu banyak zinc
mungkin akan mengganggu metabolisme dan penyerapan mineral penting lainnya
dalam tubuh, terutama zat besi, magnesium, dan tembaga, mengurangi fungsi
kekebalan tubuh, dan mengurangi tingkat HDL. Oral suplemen seng sulfat juga
dapat menyebabkan efek samping seperti sakit perut, mulas, dan mual. Efek
samping yang jarang termasuk demam, sakit tenggorokan, sariawan, kelemahan, dan
kelelahan. Ujian telah melibatkan lebih dari 8.500 anak-anak yang berpartisipasi
dalam uji coba kemanjuran baik di plasebo dan studi zinc lengan, dengan hampir
12.000 anak-tahun pengamatan, dari satu percobaan efektivitas besar. Tidak ada
perbedaan efek samping berdasarkan garam seng yang berbeda (sulfat, asetat, dan
glukonat) dicatat dalam persidangan suplemen. Satu percobaan melaporkan muntah
lebih tinggi di seng dibandingkan kelompok kontrol, ketika seng diberikan
dengan beberapa mikronutrien, tetapi tidak ketika diberikan sendiri. Status
tembaga telah dievaluasi dalam empat percobaan. Tiga dari ini belum menemukan
perbedaan dalam status tembaga serum setelah suplementasi. Namun, satu
percobaan menemukan tren yang signifikan dari tingkat tembaga menurun ketika
membandingkan anak-seng dilengkapi dengan non-seng anak ditambah. Namun,
anak-anak ini mengalami kekurangan gizi dengan diare persisten pada awal.
Secara keseluruhan, tidak ada bukti substansial suplementasi zinc jangka pendek
untuk pengobatan diare dapat mempengaruhi status tembaga.(WHO, 2011)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
DIARE PADA ANAK
3.1.Pengkajian
1. Identitas / biodata klien
2. Pengkajian keperawatan
1)
Dapatkan riayat
penyakit termasuk hal-hal sebagai berikut :
a.
Kemungkinan
memakan makanan atau air terkontaminasi
b.
Kemungkinan
infeksi ditempat lain (misalnya pernafasan, infeksi saluran kemih).
2)
Lakukan
pengkajian fisik rutin.
3)
Obserfasi adanya
manifestasi gastroenteritis
4)
Kaji status
dehidrasi
5)
Catat keuaran
rektal yang meliputi jumlah, volume, dan karateristik.
6)
Obserfasi dan
catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti tenesmus, kram, dan muntah.
7)
Bantu dengan
prosedur diagnistik, misalnya tampung spesimen sesuai kebutuhan: feses untuk
PH, berat janis, frekuensi;urine untuk PH, berat jenis, frekuensi; HDL,
elektrolit serum, kreatinin, dan BUN.
8)
Identifikasi
sumbar infeksi misalnya periksa anggota rumah yang lain dan rujuk pada
pengobatan bila diindikasikan.
3.2.Diagnose keperawatan
Berdasarkan pada
data pengkajian, diagnose keperawatan utama dapat mencakup yang berikut :
1. Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan ekskresi / BAB sering.
3. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake
makanan.
4. Resiko
syok (hipovolemi).
5. Gangguan
pertukaran gas.
6. Ansietas
berhubungan dengan perbahan status kesehatan.
3.3.Intervensi keperawatan
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan dan kriteria hasil
|
Intervensi
|
1.
|
Kekurangan volume cairan
Definisi
: penurunan cairan intravaskuler,
interstisial, dan /atau intravaskuler.
Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa perubahan pada
natrium.
Batasan
Karakteristik :
·
Perubahan status
mental
·
Penurunan tekanan
darah
·
Penurunan tekanan
nadi
·
Penurunan volume nadi
·
Penurunan turgor
kulit
·
Penurunan turgor
lidah
·
Penurunan haluaran
urine
·
Penurunan pengisisan
vena
·
Membrane mukosa
kering
·
Kulit kering
·
Peningkatan
hematokrin
·
Peningkatan suhu
tubuh
·
Peningkatan
frekuwensi nadi
·
Peningkatan
,konsentrasi urine
·
Penurunan berat badan
·
Tiba-tiba (kecuali
pada ruang ketiga )
·
Haus
·
Kelemahan
Faktor
yang berhubungan :
·
Kehilangan cairan
aktif
kegagalan
mekanisme regulasi
|
NOC
v Fluid
balance
v Hydration
v Nutritional
status : food and fluid Intake
Kriteria
Hasil :
v Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ Urine Normal, HT Normal.
v Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
v Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
|
NIC
Fluid
Management :
ü Timbang
popok/ pembalut jika diperlukan
ü Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
ü Monitor
status hidrasi ( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik), jika diperlukan
ü Monitor
vital sign
ü Monitor
masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
ü Kolaborasikan
pemberian cairan IV
ü Monitor
status nutrisi
ü Berikan
cairan IV pada suhu ruangan
ü Dorong
masukan oral
ü Berikan
penggantian nesogatrik sesuai output
ü Dorong
keluarga untuk membantu pasien makan
ü Tawarkan
snack (jus buah, buah segar)
ü Kolaborasi
dokter
ü Atur
kemungkinan transfuse
ü Persiapan
untuk transfuse Hpovolemia Management
ü Monitor
status cairan termasuk intake dan output cairan
ü Pelihara
IV line
ü Monitor
tingkat Hb dan hematocrit
ü Monitor
tanda vital
ü Monitor
respon pasien terhadap penambahan cairan
ü Monitor
berat badan
ü Dorong
pasien untuk menambah intake oral
ü Pemberian
cairan IV Monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
ü Monitor
adanya tanda gagal ginjal
|
2.
|
Kerusakan
integritas kulit.
Defenisi
: perubahan atau gangguan epidermisi dan /atau dermisi
Batasan
karateristik :
·
Kerusakan lapisan
kulit (dermisi)
·
Gangguan permukaan
kulit (epidermisi)
·
Invasi sruktur tubuh
Faktor yang
berhubungan :
·
Eksternal :
-
Zat kimia atau
radiasi
-
Usia yang ekstrim
-
Kelembapan
-
Hipertermia,
Hipotermia
-
Faktor mekanis (mis..
gaya gunting)[shearing forces].
-
Medikasi
-
Lembab
-
Imobilitasi fisik.
·
Internal
-
Perubahan status
cairan.
-
Perubahan pigmentasi.
-
Perubahan turgor.
-
Faktor perkembangan.
-
Kondisi tidak simbang
nutrisi (mis., obesitas, emasiasi.)
-
Perubahan imunologi
-
Penurunan sirkulasi
-
Kondisi gangguan
metabolik.
-
Gangguan sensasi.
Tonjolan tulang.
|
NOC
v Tissue
integrity : skin and Mucous Membranes.
v Hemodyalis
akses
Kriteria hasil
:
v Integritas
kuliat yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, tenperature,
hidrasi, pigmentasi).
v Tidak
ada luka/lesi pada kuit.
v Perfusi
jaringan baik.
v Menunjukan
pemahaman daam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang.
v Mampu
melindungi kulit dengan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami.
|
NIC
Pressure menagement
-
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakian yang longgar.
-
Hindari kerutan pada
tempat tidur.
-
Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan kering.
-
Mobilisasi pasien
(ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
-
Monitor kulit akan
adanya kemerahan.
-
Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
-
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
-
Monitor status
nutrisi pasien.
-
Memandikan pasien
dengan sabun dan air hangat.
Inssision site care
-
Membersihkan,
membantu dan meningkatkan proses penyembuhan pada lukayang ditutup dengan
jahitan, klip atau straples.
-
Monitor proses
kesembuhan area insisi.
-
Monitor tanda dan
gejala infeksi pada area insisi.
-
Bersihkan area
sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril.
-
Gunakan prepart
antiseptic, sesuai program.
-
Ganti bulatan pada
interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka terbuka (tidak
dibalut) sesuai program.
Dialysis Acces Maintenance.
|
3.
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Deenisi :
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karateristik :
·
Kram abdomen.
·
Nyeri abdomen
·
Menghindari makanan
·
Berat 20% atau lebih
dibawah berat badan ideal.
·
Kerapuhan kapiler.
·
Diare
·
Kehilangan rangbut
berlebihan.
·
Bising usus
hiperaktif.
·
Kurang makan
·
Kurang informasi
·
Kurang minat pada
makanan
·
Penurunan berat badan
dengan asupan makanan adekuat.
·
Kesalahan konsepsi.
·
Kesalahan informasi
·
Membran mukosa pucat
·
Ketidakmampuan
memakan makanan
·
Tonus otot menurun.
·
Mengeluh gangguan
sensasi rasa
·
Mengeluh asupan
makanan kurang dari RDA ( recommended dailyalowence).
·
Cepat kenyang setelah
makan
·
Sariawan rongga mulut
·
Steatorea
·
Kemahan otot pengunya
·
Kelemahan otot untuk
menelan .
Faktor –
faktor yang berhubungan :
·
Faktor biologis
·
Faktor ekonomi
·
Tidak mampu untuk
mengabsopsi nitrium.
·
Tidak mampuan untuk
mencerna makanan.
·
Tidak mampu menelan
makanan.
·
Faktor psikologis.
|
NOC
v Nutritioal
status :
v Nutrional
status ; food and fluid intake.
v Nutritional
status : nutrient intake
v Weight
control.
Kriteria hasil :
v Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
v Berat
badan ideal sesuai dengan tinggi badan .
v Mampu
mengidentifikasikebutuhan nutrisi.
v Tidak
ada tanda- tanda mulnitrisi.
v Menunjukan
peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.
v Tidak
terjadi penurunan berat badan yang berarti.
|
NIC
Nutrition menagement .
-
Kaji adanya alergi
makanan.
-
Kalaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan pasien.
-
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intek Fe
-
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C.
-
Berikan subtansi
gula.
-
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
-
Berikan makanan yang
terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).
-
Anjurkan pasien
bagaimana membuat catatan harian .
-
Monitor jumlah nutri
dan kandungan kalori.
-
Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi.
-
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrition
monitoring.
-
BAB pasien dalam
batas normal.
-
Monitor adanya
penurunan berat badan.
-
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.
-
Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan.
-
Monitor lingkungan
selama makan
-
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tak selam jam makan.
-
Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi.
-
Monitor tugor kulit.
-
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah patah.
-
Monitor mual dan
muntah.
-
Monitor kadar
albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
-
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
-
Monitor pucat,
kemerahan dan kekeringan konjungtiva
-
Monitor kalori dan
intake nutrisi.
-
Catat adanya edema ,
hiperemik, hipotonik, papila lidah dan cavitas oral.
-
Catat bila lidah
berwarna magenta,scarlet.
|
4.
|
Resiko syok
Definisi :
beresiko terhadap ketidakcukupan aliran darah kejaringan tubuh, yang dapat
mengakibatkan difungsi seluler yang mengancam jiwa.
Faktor resiko :
·
Hipotensi
·
Hipovelemi
·
Hipoksemia
·
Hipoksia
·
Infeksi
·
Sepsis
·
Sindrom respons
inflamasi sistemik.
|
NOC
v Syok
prevention
v Syok
menagemant
Kriteria hasil :
v Nadi
dalam batas yang diharapkan
v Irama
jantung dalam batas yang diharpkan
v Frekuensu
nafas dalam batas yang diharapkan
v Irama
pernafasan dalam batas yang diharapkan
v Natrium
serum dbn
v Kalium
serum dbn
v Klorida
serum dbn
v Kalsium
serum dbn
v Magnesium
serum dbn
v PH
darah serum dbn
Hidrasi
v Indikator
:
v Mata
cekung tidak ditemukan
v Demam
tidak ditemukan
v TD
dbn
v Hematokrit
dbn.
|
NIC
Syok prevention
-
Monitor status
sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan rytem,nadi
perifer dan kapiler refill.
-
Monitor tanda
inadekuat oksigenasi jaringan
-
Monitor suhu dan
pernafasan.
-
Monitor input dan
output.
-
Pantau nilai labor :
HB, HT, AGD, dan elektrolit.
-
Monitor hemodinamik
invasi yang sesuai.
-
Monitor tanda dan
gejala asites.
-
Monitor tanda awal
syok.
-
Tempatkan pasien pada
posisi supine, kaki elevasi untuk penungkatan preload dengan tepat.
-
Lihat dan pelihara
kepatenan jalan nafas
-
Berikan cairan IV
atau oral yang tepat.
-
Berikan vasodilator
yang tepat
-
Ajatkan keluarga dan
pasien tentang tanda dan gejala datangya syok
-
Ajarkan keluarga dana
pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok.
Syok menagement.
-
Monitor fungsi
neurologis
-
Monitor fungsi renal
(e.g BUN dan Cr level).
-
Monitor tekanan nadi
-
Monitor stetus
cairan, input output.
-
Catat gas darah
arteri dan oksigen di jaringan .
-
Monitor EKG, sesuai.
-
Memanfaatkan
pemantauan jalaur arteri untuk meningkatkan akurasi pembaca tekanan darah ,
sesuai.
-
Menggambar gas darah
arteri dan monitor jaringan oksegenasi.
-
Memantau tren dalam
parameter.hemodinamik (misalnya ,CVP, MAP tekanan kapiller pulmonal/arteri)
-
Memantau faktor
penentu pengiriman jaringan oksigen (misalnya PaO2 kadar hemoglobin SaO2,CO)
jika tersedia
-
Memantau tingkat
karbon dioksida sublingual dan / atau temometry lambung , sesuai.
-
Monitor gejala-gejala
pernafasan (misalnya , rendah PaO2 pengankatan PaO2 tingkat, kelelahan otot
pernafasan)
-
Monitor nilai
laboraturium (misalnya , CBC dengan diferensial) koagulasi profil,ABC,
tingkat laktat , buadaya, dan profil kimia.
-
Masukan dan
memelihara besarnya kebosanan akses IV
|
5.
|
Gangguan
pertukaran gas :
Definisi:
kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan/ atau eliminasi karbon dioksida
pada membran alveolar kapiler.
Batasan
karakteristik :
·
pH darah arteri
abnormal
·
pH arteri abnormal
·
pernapasan
abnormal(mis.,kecepatan ,irama,kedalaman
·
warna kulit abnormal
( mis.,pucat,kehitaman
·
konfusi
·
sianosis (pada
neomatus saja)
·
penurunan karbon
dioksida
·
diaphoresis
·
dispnea
·
sakit kepala saat
bangun
·
hiperkapnia
·
hipoksemia
·
hipoksia
·
iritabilitas
·
napas cubing hidung
·
gelisah
·
samnolen
·
takikardi
·
gangguan penglihatan
Faktor
- faktor yang berhubungan :
·
perubahan membrane
alveolar-kapiler
ventilasi-perfusi
|
NOC
v respiratory
status : gas exchange
v respiratory
status : ventilation
v vital
sign status
kriteria
hasil :
v mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v memelihara
kebersihan paru parudan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v mendemonstrasikan
bentuk efektif dan suara nafas yang bersih , tidak ada sianosis dan
dyspnea(mampu mengeluarkan spatum,mampu bernafas dengan mudah,tidak ada
pursed lipd)
tanda
tanda vital dalam rentang no
|
NIC
Airway
management
·
buka jalan
nafas,gunakan teknik chinlift atau jaw thrust bila perlu
·
posisikan pasien
untuk memaksimalkan ventilasi
·
identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·
pasang mayo bila
perlu
·
lakukan fisioterapi
dada jika perlu
·
keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
·
auskultrasi suara
nafas,catat adanya suara tambahan
·
lakukan suction pada
mayo
·
berikan bronkadilator
bila perlu
·
berikan pelembab
udara
·
atur intake untuk
cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor respirasi dan
status O2
Respiratory
monitoring
·
Monitor rata-rata,
kedalaman,irama dan usaha respirasi
·
Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan ,penggunaan otot tambahan,retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
·
Monitor suara nafas,
seperti dengkur
·
Monitor pola nafas:
brdipena,takipenia,kussmaul,hiperventilasi,cheyne stokes,biot
·
Catat lokasi trakea
·
Monitor kelelahan
otot diagfragma(gerakan paradoksis)
·
Auskultasi suara
nafas,catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
·
Tentukan kebutuhan
suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas nafas utama
·
Auskultasi suara paru
setelah tidakan untuk menegtahui hasilnya
NIC
Anxiety
reduction (penurunan kecemasan)
·
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku pasien
·
Jelaskan semua
prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·
Pahami prespektif
pasien terhadap situasi stress
·
Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan mengurangi takut
·
Dorong keluarga untuk
menemani anak
·
Lakukan back/neck rub
|
6.
|
Ansietas
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kehawatiran
yang samar disertai respon autonom (sumber seringkali tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya, hal ini merupakan isarat kewaspadaan akan adanya
bahaya untuk bertindak menghadapi ancaman.
Batasan
Karakteristi
·
Perilaku :
-
Penurunan
produktivitas
-
Gerakan yang irelevan
-
Gelisah
-
Melihat sepintas
-
Insomnia
-
Kontak mata yang
buruk
-
Mengspresikan
kekawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup
-
Agitasi
-
Mengintai
-
Tampak waspada
·
Affektif
-
Gelisah, distress
-
Kesedihan yang
mendalam
-
Ketakutan
-
Perasaan tidak
edekuat
-
Berfokus pada diri
sendiri
-
Peningkatan
kewaspadaan
-
Iritabilitas
-
Guguk senang
berlebihan
-
Rasa nyeri yang
meningkatkan ketidak berdayaan
-
Meningkatkan rasa
ketidak berdayaan yang persisten
-
Bingun, menyesal
-
Ragu/tidak percaya
diri
-
Kawatir
·
Fisiologis
-
Wajah tegang, tremor
tangan
-
Peningkatan keringat
-
Peningkatan ketegangan
-
Gemetar, tremor
-
Suara bergetar
·
Simpatik :
-
Anoreksia
-
Eksitasi
kardiofaskuler
-
Diare, mulut kering
-
Wajah merah
-
Jantung
berdebar-debar
-
Peningkatan tekanan
darah
-
Peningkatan denyut
nadi
-
Peningkatan reflek
-
Peningkatan Frekuensi
pernapasan, pupil melebar
-
Kesulitan bernapas
-
Vasokontriksi
superfisiel
-
Lemah, kedutan pada
otot
·
Parasimpatik
-
Nyeri abdomen
-
Penurunan tekanan
darah
-
Penurunan denyut nadi
-
Diare,mual,vertigo
-
Letih,gangguan tidur
-
Kesemutan pada
extremitas
-
Sering berkemih
-
Anyang-anyangan
-
Dorongan segera
berkemih
·
Kognitif
-
Menyadari gejala
fisiologis
-
Bloking
fikiran,konfuksi
-
Penurunan lapang
persepsi
-
Kesulitan
berkosentrasi
-
Penurunan kemampuan
untuk belajar
-
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan masalah
-
Ketakutan terhadap
konsekwensi yg tidak spesifik
-
Lupa, gangguan
perhatian
-
Kwatir , melawan
-
Cendrung,menyalahkan
orang lain
Faktor
Yang Berhubunagn :
·
Perubahan dalam
(status ekonomi,lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi
peran,status peran)
·
Pemajanan toksin
·
Terkait keluarga
·
Herediter
·
Infeksi/kontaminan
interpersonal
·
Penularan penyakit
interpersonal
·
Krisis
maturasi,krisis situasional
·
Stress,ancaman
kematian
·
Penyalahgunaan zat
·
Ancaman pada (status
ekonomi,lingkungan,status kesehatan,pola interaksi,fungsi peran,status
peran,konsep diri)
·
Konflik tidak
disadari mengenai tujuan penting hidup
·
Konflik tidak di
sadari mengenai nilai yang ensensia/penting
·
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
|
NOC
v Anxiety
self-control
v Anxiety
level
v Coping
Kriteria Hasil :
v Klien
mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v Mengidentifikasi,
mengungkapkan menunjukan tekhnik untuk mengontrol cemas
v Vital
sign dalam batas normal
Postur
tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan
berkurangnya kecemasan.
|
NIC
Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
-
Gatanunakan
pendekatan yang menenangkan
-
Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku pasien
-
Jelaskan semua
prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
-
Pahami perspektif
pasien terhadap situasi stress
-
Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan mengurangi takut
-
Dorong keluarga untuk
menemani anak
-
Lakukan back/neck rub
-
Dengarkan dengan
penuh perhatian
-
Identifikasi tingakat
kecemasan
-
Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan kecemasan
-
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan,persepsi.
-
Intruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
-
Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
|
3.3 Implementasi
Penatalaksanaa
sesuai dengan ITP dengan Intervensi yang sudah ditetapkan ( sesuai dengan
literature).
3.3
Evaluasi
Penilaian sesuai dengan kriteria standart yang telah ditetapkan dengan
perencanaan.
BAB
4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare
akut adalah buang air besar (defikasi ) dengan tinja bentuk cair atau setengah
cair (setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai frekuensi,yaitu
buang air besar encer lebih dari 3 5 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat /tanpa
disertai lender dan darah.
Diare sekresi
biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan
sekresi airserta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.Diare
osmotic terjadi bila air terdolong ke dalam usus oleh tekanan
osmotic dari partikel yang tidak dapat
di absorpsi, sehingga reabsorpsi air menjadi lambat .diare campuran disebabkan
oleh peningkatan kerja paristaltis dari usus (biasanya karena penyakit usus
inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan obsorpsi dalam
usus.
4.2
Saran
1. Seorang perawat hendaknya memberikan
suatu health education kepada masyarakat agar Diare dapat terminimalisir.
2. Masyarakat hendaknya berperilaku
hidup sehat sehingga memungkinkan penyakit-penyakit khususnya diare bisa
dihindari dan masyarakat dihimbau untuk mengerti terhadap bahaya penyakit
khususnya penyakit Diare.
DAFTAR PUSTAKA
Huda A.N, Kusuma H. AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasakanDiagnosaMedisanNANDA.MediActionPublishing.EdisiRevisiJilid
2.Jakarta.2013.
Smaltzer
c,Bare G.keperawatan medikal bedah.EGC
Ed.8 . jakarta.
WHO,
2011, Role Of Zinc In Pediatric Diarrhea,
Indoen Journal Of Pharmacology, 43(3), 232-235.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar